EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DALAM ...-balita sehat ceria

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DALAM <b>...</b>-balita sehat ceria


EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DALAM <b>...</b>

Posted: 04 Jul 2010 09:33 PM PDT

Oleh : Wuna Santri

Kesehatan merupakan modal utama dalam kehidupan setiap orang, dimanapun dan siapapun pasti membutukan badan yang sehat, baik jasmani maupun rohani guna menopang aktifitas kehidupan sehari-hari.  Begitu pentingnya nilai kesehatan ini, sehingga seseorang yang menginginkan agar dirinya tetap sehat harus melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan derajat kesehatannya, seperti melakukan penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari (Mubarak, 2009).

Seseorang yang hidup ditengah masyarakat sebagai warga masyarakat luas tentu mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan ekonomi, keterbatasan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.  Oleh karena itu tentu membutuhkan bantuan orang lain baik sesama masyarakat maupun pemerintah terutama dalam hal penerapan pola hidup sehat dan pola makan yang baik dan benar.  Untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal tentu saja kedua hal tersebut sangatlah penting bagi masyarakat, baik itu masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan, namun dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat maka kedua hal tersebut sulit untuk diwujudkan oleh masyarakat itu sendiri.

Memasuki abad ke-21, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Pembaharuan kebijakan pembangunan telah dilakukan pada tahun 1999 dan berhasil merumuskan visi pembangunan kesehatan Indonesia yang baru yaitu Indonesia Sehat 2010. Indonesia Sehat 2010 merupakan strategi/kebijakan nasional yang berdasarkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan Undang-Undang Repulik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tetang praktek kedokteran yang berbunyi  "bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahtraan umum sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945. Pasal kedua undang-undang tersebut disebutkan bahwa "kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat", sebagai implementasi daripada Undang-Undang tersebut diatas, pemerintah telah menetapkan matriks program pembangunan tahun 2006 dimana didalamnya terdapat 10 program kegiatan pokok, dalam 10 program tersebut telah ditentukan sasaran dan instansi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program yakni 8 program dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan dimana salah satunya adalah program perbaikan gizi masyarakat dan 2 program dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Yudi Iswanto, 2008).

Khusus untuk program perbaikan gizi masyarakat secara umum ditujukan untuk meningkatkan kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat dalam mewujudkan kesehatan yang optimal khususnya pada bidang gizi, terutama bagi golongan rawan dan masyarakat yang berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.

Kegiatan pokok Departemen Kesehatan dalam menginplementasikan Perbaikan Gizi Masyarakat meliputi, peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, dan kekurangan zat gizi lebih, peningkatan surveillance gizi, dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi (Perpres, 2007).

Adapun sasaran pokok program Perbaikan Gizi Masyarakat yakni : Menurunnya Prevalensi kurang gizi pada balita, terlaksananya penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, gizi lebih, dan meningkatkan jumlah keluarga yang sadar akan gizi (Depkes RI, 2004).

Dalam pelaksanaan kegiatan ini Departemen Kesehatan melakukan beberapa kegiatan meliputi: Penimbangan bulanan anak balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), pendidikan gizi dan kesehatan bagi ibu-ibu dari anak-anak balita tersebut pada saat ke posyiandu atau sebelum dan sesudah dilakukannnya posyiandu, demonstrasi memasak makanan yang memenuhi pensyaratan gizi yang baik atau anak balita, terutama yang menderita gizi buruk, dan pemberian paket pertolongan gizi untuk mereka yang memerlukan, yang terdiri dari pemberian vitamin A dosis tinggi kepada anak balita, tablet besi, garam beryodium dan garam oralit (Depkes RI, 2004).

SKRIPSI

COVER DAN BAGIAN AWAL

LAMPIRAN DOCUMENTASI

MASTER TABEL_xlsx

Bupati Belu Minta Bantuan Gubernur Tangani Korban Banjir

Posted: 05 Jul 2010 12:55 AM PDT

TEMPO Interaktif, Kupang - Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Joakim Lopez, mengirim surat ke Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya untuk meminta bantuan penanganan korban banjir di daerah tersebut.

Dalam suratnya, Bupati Belu mengatakan, perlu adanya upaya untuk penanganan korban banjir di daerah tersebut, "sehingga tidak berdampak pada masalah lain," katanya.

Banjir yang melanda Kabupaten Belu terjadi di 17 desa yang tersebar lima kecamatan, dengan jumlah keluarga yang harus kehilangan rumah sebanyak 3.851 KK atau 15.151 jiwa.

Pelayanan mendesak bagi korban di lima kecamatan, yakni bahan makanan, makanan siap saji, terpal, pakaian layak pakai, bantuan rumah sehat, makanan bagi anak-anak/balita, serta tikar.

Pemerintah provinsi sudah menyalurkan bantuan bagi korban banjir, berupa beras sebanyak dua ton, tikar 40 lembar, ikan kaleng 15 dos, saos 15 dos, mie instan 100 dos dan terpal 20 lembar. "Perlu adanya bantuan lanjutan untuk mendukung dan membantu masyarakat korban banjir," katanya.

Namun, distribusi bantuan tanggap darurat bagi korban banjir di lima kecamatan agak terhambat, karena ruas jalan Halilulik- Betun nyaris putus. "Jika jalan tersebut tidak segera diperbaiki, maka ruas jalan tersebut akan putus," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTT, Andre Koreh mengaku, pihaknya telah menerima laporan tentang jalan nyaris putus tersebut, sehingga pihaknya telah melakukan koodinasi dengan PT Nindya Karya untuk melakukan tindakan darurat.

"Kebetulan Nindya karya sedang tangani proyek di Belu Selatan, sehingga diminta bantuan untuk menangani masalah itu sehingga penyaluran bantuan dapat dilakukan," katanya.

YOHANES SEO

0 Response to "EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DALAM ...-balita sehat ceria"

Posting Komentar