"Catatan" IMLA W. ILHAM: Anak Telanjang Kaki Lebih Cepat Berjalan-balita sehat ceria

"Catatan" IMLA W. ILHAM: Anak Telanjang Kaki Lebih Cepat Berjalan-balita sehat ceria


"Catatan" IMLA W. ILHAM: Anak Telanjang Kaki Lebih Cepat Berjalan

Posted: 18 Aug 2010 01:31 AM PDT

Sayangnya, kebanyakan sepatu yang dipasarkan untuk balita tidak sehat. Kebanyakan sepatu hanya seperti bata ukuran kecil, yang sangat kaku, tidak ada fleksibilitas pada telapak dan tumit dan memiliki hak terlalu tinggi untuk balita. ...

Ramadhan Perjuangan Ibu Menyusui

Posted: 17 Aug 2010 04:01 PM PDT

Sebagai full time mother dengan tiga balita (4 tahun, 2 tahun, dan 5 bulan) yang memutuskan untuk tidak menggunakan jasa pengasuh, saya betul-betul merasakan sebuah perjuangan agar bisa berpuasa. Oleh karenanya, saya sebut ramadhan tahun ini sebagai 'Ramadhan Perjuangan'. Dan, setiap kali datang bulan suci itu, seyogyanya memang harus selalu dipancangkan menjadi ajang perjuangan. Perjuangan untuk menggodok diri menjadi lebih baik di masa-masa mendatang. Ramadhan adalah bulan pertobatan atas segala keliru di 11 bulan yang lalu, sekaligus bulan penggemblengan untuk menyongsong 11 bulan berikutnya. Dari khotbah Jum'at di masjid saya dengar keterangan dari hadis Rasulullah tentang banyaknya orang yang berpuasa namun cuma mendapatkan lapar dan haus saja. Karena si pelaku puasa tidak memuasakan panca indranya, juga hati dan pikirannya. Menjaga kebersihan hati dan pikiran, juga menjaga agar lidah, telinga, mata, tangan dan kaki berfungsi untuk semata menuju ketaatan pada Illahi Rabbi, memang jauh lebih sulit ketimbang puasa dhahirnya. Yang 'sekadar' tidak makan dan minum saja. Sulit, tapi harus terus diperjuangkan. Saya seorang ibu yang sedang menyusui eksklusif. Sebenarnya ada keringanan untuk tidak berpuasa. Namun saya memilih untuk berjuang berpuasa. Mengapa? Karena pernah pada satu Ramadhan saya memutuskan mengambil keringanan tersebut, yang terjadi adalah, saya malah tidak menikmati indahnya bulan ramadhan. Saya tidak merasakan hawa perjuangan, hawa penggemblengan. Bahkan parahnya, untuk menjalankan sholat tarawih saja rasanya malas. Maka, meski sungguh susah payah, saya ingin terus berjuang menuntaskan puasa kali ini. Memang kadang seperti nyaris mau pingsan. Hari yang hampir selalu panas terik, dan saya pegang anak-anak yang, alhamdulillah, semuanya sehat dan aktif (terlebih yang nomer 2). Saya 'nekat' mengambil pilihan untuk berpuasa dengan keyakinan bahwa yang memberi kekuatan pada saya adalah Allah. Allah akan memberi kekuatan itu kalau saya bersungguh-sungguh memintanya. Kekuatan badan saya bukan dari makan dan minum, tapi dari-Nya. Meski, sebuah keyakinan pasti akan selalu dicoba. Karena kenyataannya, saya memang sering merasa lemas, mata berkunang-kunang, dan juga kepala pusing. Lalu, hendak menyerahkah saya? Tidak! Karena ternyata … subhanallah, kondisi badan yang lemas, kekuatan yang menurun, membuat saya justru lebih sabar menangani anak-anak. 'Sabar terpaksa' mungkin istilah tepatnya. Karena mau 'garang' seperti hari-hari biasa, kekuatannya tidak ada. Rasa lemas itu pula yang membuat saya terus teringat untuk mohon kekuatan pada Allah. Rasa lemas itu, membantu saya mengerem ego diri yang terkadang meninggi tanpa kendali. Rasa lemas itu, haus dan lapar yang memang tidak enak itu, membuat lisan dan hati terus mengucapkan doa. Berdoa, berdoa, terus berdoa! Ada dua hal yang sangat sering saya mintakan pada Allah agar senantiasa hadir dalam hidup saya, pada detik-detik saya mengasuh anak-anak, yaitu sabar dan ikhlas. Sabar dan ikhlas, saya eja terus-menerus, saya coba dan saya coba, saya latih dan saya latih. Saya tahu bahwa saya tidak boleh putus asa untuk sebuah perjuangan. Perjuangan untuk mampu mengasuh anak-anak dengan kasih sayang dan perlakuan yang sebaik-baiknya. Ya, saya harus terpacu dengan ulat yang semula penampilannya menakutkan, berhasil berubah menjadi kupu-kupu yang indah, setelah berpuasa. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat untuk dijadikan sebagai momen perbaikan akhlak diri. Perbaikan kualitas hubungan dengan Sang Pencipta untuk kemudian dibawa ke ranah hubungan dengan alam dan sesama manusia. Suara orang membaca Al Qur'an sering terdengar, pengajian ramai diadakan di mana-mana, orang yang bermaksiat cenderung malu untuk memperlihatkan kemaksiatannya. Lingkungan yang begitu kondusif menuju kebaikan ini betul-betul saya rasakan sebagai pemicu untuk terus melakukan ibadah-ibadah. Untuk tidak menyia-nyiakan kehadiran bulan suci nan mulia ini. Ya, karena di sebelas bulan lainnya, amat sulit mendapatkan keadaan semacam ini.


Tags: Hikmah

0 Response to ""Catatan" IMLA W. ILHAM: Anak Telanjang Kaki Lebih Cepat Berjalan-balita sehat ceria"

Posting Komentar