Kenali Kelainan Kulit Bayi dan Anak-balita sehat ceria

Kenali Kelainan Kulit Bayi dan Anak-balita sehat ceria


Kenali Kelainan Kulit Bayi dan Anak

Posted: 12 Aug 2010 01:08 PM PDT

Kenali Kelainan Kulit Bayi dan Anak PDF Print
Thursday, 12 August 2010

FAKTA menyebutkan,hampir 90% bayi di Indonesia pernah mengalami masalah kulit.Keterbatasan informasi mengenai perawatan kulit bayi yang kurang tepat adalah salah satu penyebabnya.

Ketua PPP Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dr Titi Lestari Sugito SpKK mengatakan bahwa kulit bayi atau anak relatif rentan terhadap berbagai kelainan kulit dibandingkan dewasa. "Di Indonesia, hampir 90% bayi pernah alami masalah kulit," tandas Titi dalam acara yang diadakan oleh Johnson's Baby Day bertema "Fakta di Balik Kulit Si Kecil"sekaligus juga dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional di Rasuna Epicentrum, Kuningan,Jakarta,beberapa waktu lalu. Titi menjelaskan, salah satu penyebabnya ialah terbatasnya pengetahuan dan informasi mengenai kurang tepatnya perawatan pada kulit bayi.

Kulit sebagai organ terbesar yang melapisi tubuh, merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar dan merupakan lapisan pertama yang melindungi tubuh dari pengaruh buruk lingkungan. Struktur kulit bayi memang hampir sama dengan kulit dewasa, namun fungsi kulit yang sangat membedakan. Fungsi pada kulit bayi belum sempurna.Kulit bayi lebih lembut dibandingkan kulit orang dewasa.Perbedaan lainnya, kulit bayi lebih tipis, ikatan antarsel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak relatif lebih sedikit. "Pada kulit bayi, rambut lebih jarang dan halus, lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi, serta reaktivitas reaksi alergi lebih rendah dibanding orang dewasa," ucap dokter yang berpraktik di RS Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta ini.

Itu sebabnya, sensitif, lembut, dan mudah terkena iritasi menjadi kata-kata yang sering digunakan untuk menggambarkan kulit bayi atau balita. Pentingnya pengetahuan mengenai kulit bayi menjadi salah satu kunci untuk menghindari terjadinya masalah pada kulit bayi, seperti bagaimana melakukan perawatan kulit yang tepat untuk si kecil.Karena saat ini tidak sedikit penyebab yang memudahkan bayi terkena masalah kulit bayi, di mana hal itu menjadi tantangan orang tua dalam membesarkan bayinya. Hal ini menjadi penting bagi para ibu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dan menimbang dengan hati-hati sebelum menentukan pilihan pada produk perawatan kulit bayi yang tepat.

Salah satu masalah kulit yang sering dialami oleh bayi adalah dermatitis atopik atau yang sering disebut eksim susu. Bahkan, masalah kelainan tersebut masuk dalam 10 besar peringkat terbanyak di Poli Klinik Kulit Anak RS Dr Cipto Mangunkusumo periode 2003–2008. "Jumlah kejadian penyakit ini meningkat seiring dengan perubahan kebiasaan, antara lain kebiasaan mandi dan penggunaan sabun yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi," ungkapnya. Dermatitis seboroik menjadi masalah kulit lainnya yang dialami oleh bayi dengan ciri-ciri kulit bersisik, kemerahan, berminyak, terutama didaerah sebore (kepala, muka, telinga, dada, dan lipatan).

Ada juga dermatitis popok yang disebabkan pemakaian popok yang salah (urine, tinja, g e s e k a n , lembab), diperkirakan, sekitar 50% bayi pernah mengalami masalah ini. "Jika terjadi masalah ini, bersihkan kulit dengan air dan sabun, kemudian keringkan. Orang tua juga bisa mengoleskan dengan salep atau emolien,"papar Titi. Selain dermatitis seboroik dan popok, masalah miliaria atau keringat buntet juga cukup sering terjadi. Masalah ini umumnya disebabkan udara panas dan lembab serta kebersihan kulit kurang dan sering terjadi di bagian kulit yang berkeringat seperti dahi, dada, dan punggung. Selain itu, ada pula infeksi bakteri yang menjadi masalah kulit.

Masalah kulit ini mengakibatkan bisul, koreng, dan cacar monyet. Infeksi bakteri disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus dan sireo-tococcus hemolyticus. Perawatan khusus mutlak dilakukan agar kesehatan kulit tetap terjaga. Karena kulit bayi memiliki peranan penting sebagai sistem pertahanan kes e h a t a n b a y i secara keseluruhan sehingga perawatannya sangat penting untuk mempertahankan fungsi tersebut. "Lakukan pencegahan dengan perawatan kulit yang benar," sarannya.

Titi berpesan, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesehatan kulit yaitu menjaga kebersihan, keasaman (pH), dan kelembabannya. Penggunaan produk perawatan bayi yang memiliki tingkat kelembutan dan memenuhi standar uji klinis terhadap kemurnian bahan, potensi iritasi dan toksitisitas yang memang diformulasikan untuk bayi sangatlah diperlukan. "Apabila kulit si kecil senantiasa sehat sedari dini, maka kulit akan berfungsi secara optimal sehingga mengurangi risiko alergi, iritasi,dan masalah kulit lainnya," ucapnya.

Dikatakan oleh Senior Brand Manager Johnson's, Baby Vivi Arvianti, bahwa untuk memilih produk perawatan bayi, khususnya produk yang diaplikasikan pada kulit haruslah hati-hati. "Memilih sembarang produk berarti memberikan risiko kepada si kecil, yang sebenarnya dapat dicegah," ujarnya dalam acara yang sama. Dengan memilih produk yang tepat, maka bayi akan terhindar dari masalah kulit yang sering terjadi. (inggrid namirazswara)

 

<b>Balita</b> Berkacamata Dan Atau Kelebihan Berat Badan | Kesehatan <b>...</b>

Posted: 12 Aug 2010 04:22 AM PDT

Ada yang mempunyai anak balita yang kelebihan berat badan atau berkacamata?

anak berkacamataTanya:

Bu, adakah yang mempunyai anak balita (1 – 5 thn) yang kelebihan berat badan atau mempunyai masalah dengan mata (berkacamata)? Terima kasih [NMY]

Jawab:

Aku mendietkan anakku dengan memberi dia susu low fat (dan aku baru menyadari ternyata susu anak-anak tidak ada yang low fat ya, jadinya pakai fresh milk saja) dan lebih banyak memberi dia cemilan buah dari pada kue-kue terus kalau makan juga nasinya dikurangi, diganti sayuran yang diperbanyak. Yah kadang anaknya nolak, bukannya mengambil buah malah ingin roti. Aku tidak terlalu ketat dietnya, karena aku pikir toh dia masih dalam pertumbuhan dan sangat aktif daripada staminanya melorot gara-gara aku paksa diet. Jadi kalau lagi bisa saja aku coba atur menunya. Sebaliknya anak keduaku, makan sebakul juga tidak jadi daging [Stl]

Anakku (35 bulan) alhamdulillah tidak berkaca mata tapi sepertinya kelebihan berat badan karena sekarang beratnya 23 kg tinggi 101 cm. Sedangkan dari chart yang aku pernah dapat dari http://www.cdc.gov/growthcharts itu maximum untuk 3 tahun adalah 17 kg dan tinggi 95 cm. Sepanjang ini aku tidak melakukan apapun karena kadang dia doyan makan kadang tidak – sekarang lagi doyan makan alhamdulillah – aku ngeri juga kalau membatasi [RQ]

Anakku 6tahun tidak kelebihan berat badan tapi punya kebiasaan makan yang mirip dengan anaknya ibu-ibu sekalian, kalau malam jam 7-8an minta cemilan yang berat misal sate ayam+lontong atau baso ikan atau martabak telor bisa menghabiskan 5-6 potong yang tebal itu, kalau cuma dikasih biskuit, atau makanan ringan tidak mau, kurang nendang kali ya, [DP]

Sama mbak, anakku yang cowok juga makannya luar biasa, apalagi kalau ada sambal atau masakan yang pedas-pedas mungkin dalam masa pertumbuhan ya, padahal waktu kecil dulu susah sekali makan, sekarang malah minta makan terus [Ri]

Aku punya problem yang sama denganmu, anakku ampun sekali gendutnya, tapi anakku yang satu lagi walah ..kok tidak bisa gemuk-gemuk,  bedanya suka sekali makan, sementara anakku yang satunya bukan tidak suka makan, tapi dia, kalau makan cepat kenyang, dan kalau sudah kenyang dia tidak suka ngemil, sedang yang satunya, sekali bisa 6 kali makan, malah kalau habis makan malam, tidak lama minta roti bakar, mana roti bakarnya pakai mentega dan cokelat. Belum lagi kalau aku buat Sacher atau opera, wah dia suka sekali. Aku sudah coba kasih tahu dia, efek dari kegemukan, dia sudah mengerti dan bilang “Ya Mah, aku juga ingin diet” tapi ya itu dia susah sekali dietnya. Akhirnya ya aku ajak saja dia rajin olah raga, lumayan aku disiplinkan dia berenang setiap sabtu, dan aku targetkan minimal 30 kali bolak-balik. Terima kasih atas masukkannya ya Mrn dan Stl, jadi termotivasi lagi buat ajak jaga diet anakku [IK]

Benar sekali, selera & kebiasaan makannya itu yang membuat seram. Cuma dulu aku pernah ikut akupuntur di Kuningan dan ternyata kalau aku pikir-pikir, yang membuat akupunturnya berhasil (aku turun 10 kilo lho dan alhamdulillah tetap sehat) adalah karena pola makan yang disarankan dr Rosanna itu, model-model food combining dengan porsi secukupnya. Dulu itu aku pagi yang harus minum susu, buah, sarapan masih lapar saja, setelah akupuntur jadi sudah kenyang sampai siang dengan cuma sarapan pagi susu & buah. Malah tadinya obat dari dokter yang katanya mempercepat metabolisme & mengurangi lapar, sudah tidak aku minum setelah 1 bulan, karena memang sudah tidak mudah lapar lagi. Kebiasaannya jadi sampai sekarang, makannya jadi porsi normal deh, tidak mudah kalap kalau lihat makanan, walaupun kadang-kadang biarpun habis makan terus ada kuenya mbak IK di kulkas aku jadi gelap mata. Jadi sekarang aku membiasakan Vilo makan secukupnya & tidak mudah kalau lihat makanan, walaupun memang porsinya lumayan kalau dibandingkan teman-temannya. Bawaan suamiku juga sepertinya, karena kalau makan di luar pasti pesannya 2 porsi, sup buntut sama nasi goreng misalnya [Mrn]

Aku saja kadang seram lihat anakku makan. Sebelum makan malam dia ngemil berat, makan malamnya tahunya tambah (di kira sudah kenyang) eh kadang habis itu melihat roti atau apa masih mau juga. Sekarang begitu dia selesai makan, aku suruh sikat gigi, dengan harapan dia malas ngemil lagi. Anakku tidak kelebihan berat badan (7,5 th 32 kg) tapi aku tidak mau bablas. Ini aku juga mau buat dia rutin berenang tiap Sabtu-Minggu [Stl]

Wah, 35 bulan 23 kg itu sudah kelebihan berat badan ya?? Kalau begitu anakku kelebihan berat badannya banyak sekali. Dia 3,5 tahun 24,5 kg. Minggu lalu ke DSA, dokternya agak bingung, karena dari kartunya, terakhir ke DSA 8 bulan lalu, dan beratnya dari 8 bulan lalu itu naik 8 kg. Tapi DSAnya tidak bicara apa-apa soal kelebihan berat badan. Cuma disuruh timbang sampai 2 kali saja. Apa perlu disuruh diet? nanti kurus lagi kalau disuruh diet, agak trauma dengan anak kurus, soalnya anakku ini sampai umur 2,5 tahun masih kurus kering, beratnya susah sekali beranjak dari 12 kg, sampai dikira TB. Ternyata bukan TB, cuma tidak cocok sama masakan mbaknya [Vt]

Mbak Vt, menurutku kita tidak bisa berpatokan seratus persen pada chart dan yang sejenisnya karena tiap anak kan beda sifat dan pertumbuhannya menurutku kelebihan berat badan kalau memang berat badan dan tingginya sudah tidak seimbang tapi kalau anaknya ternyata tingginya melebihi rata-rata anak lain, berat badannya sudah seharusnya juga melebihi rata-rata tapi memang menurutku anak sebaiknya jangan sampai kegendutan karena masalah ini bisa dibawa sampai besar nanti, juga bisa bermasalah pada kesehatannya, wah hebat, 8 bulan naik 8 kg artinya masakan emak sangat memuaskan [Irm]

Anakku juga umur segitu beratnya sekitar 23-24jkg, yang aku takut dia bisa obesitas karena dengan pola makan dia sekarang beratnya bisa naik 1 kilo tiap 3 bulan (harusnya umur 3 tahun ke atas naiknya kalau tidak salah 1 kilo setahun ya). Karena memang dia doyan makan, aku ganti kejunya jadi yang low fat dan susunya juga ultra yang lowfat (ditambah milo sedikit supaya ada rasa coklatnya karena dia tidak suka susu putih). Terus di rumah, kalau dia tidak sekolah, aku tidak buat cemilan, jadi makannya cuma 3 kali plus 1 kali buah plus susu 2 gelas. Lumayan, sekarang dia 4.5 tahun, beratnya 24 kg sudah stabil selama sekitar 1 tahun ini, tapi alhamdulillah tingginya tambah terus. Dari fisiknya kelihatan dia lebih langsing dan lebih segar menurutku, [Mrn]

07-06-2006 23:18:15

Related posts:

  1. Menjelaskan Haid Dan Larangan Shalat Pada Anak Usia Balita
  2. Seputar Bintik-Bintik Merah
  3. Anyang-Anyangan
  4. Anak 6 Bulan Dititah
  5. Obat Tradisional Untuk Mengeluarkan Dahak

0 Response to "Kenali Kelainan Kulit Bayi dan Anak-balita sehat ceria"

Posting Komentar