Ketiadaan Biaya Halangi Ratna Lanjutkan Pengobatan-balita sehat ceria

Ketiadaan Biaya Halangi Ratna Lanjutkan Pengobatan-balita sehat ceria


Ketiadaan Biaya Halangi Ratna Lanjutkan Pengobatan

Posted: 10 Oct 2010 10:12 AM PDT

10 Oktober 2010 | 23:57 wib | Daerah

Balita Derita Tumor Mata Ganas

Ketiadaan Biaya Halangi Ratna Lanjutkan Pengobatan

Kebumen, CyberNews. Ratna Khoerunnisa Aprilika balita yang menderita tumor mata ganas (retino blastoma) mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Kebumen.

Pihak Puskemas Mirit, saat ini penanganan lebih difokuskan menjaga kondisi umum pasien (live support) yakni dengan pemberian makanan tambahan, vitamin dan peningkatan gizi pasien.

"Selain itu juga diberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara merawat luka secara mandiri, cara memberikan makanan serta menjaga kebersihan," ujar Kepala Puskesmas Mirit H TB Heri Susetyo SKM kepada Suara Merdeka, Minggu (10/10).

Pendidikan kesehatan itu, ujar Hery, mengingat pihaknya tidak bisa memantau pasien selama 24 jam. Pihaknya juga telah melakukan kunjungan rumah, perawatan luka dan pemberian obat penghilang nyeri.

Menurut Hery, penyakit yang diderita anak pasangan Indariyah (26) dan Kuat Muji Slamet (31) warga Desa Ngabean, Kecamatan Mirit itu telah terdeteksi sejak Desember 2008 saat balita berumur sembilan bulan. Ratna sempat dibawa ke bidan desa setempat dengan keluhan mata berair. Bidan saat itu menyarankan agar dirujuk ke dokter spesialis mata.

Namun keluarga kemudian berobat ke seorang bidan di Desa Mangunjaya Kecamatan Butuh, Purworejo. Mengingat saat itu keluarga pindah di Desa Pujodadi, Kecamatan Bonorowo yang berbatasan dengan Purworejo. Oleh bidan Desa Mangunjaya, pasien kemudian dirujuk ke RSUD Purworejo dan oleh dokter dirujuk lagi ke RS Sardjito Yogyakarta.

"Penyakit tumor baru diketahui setelah Ratna dibawa ke RS Sardjito," katanya seraya menyebutkan Ratna dioperasi sekaligus menjalani proses kemotherapi.

Sayangnya, imbuh Hery, kemotherapi hanya dilaksanakan empat kali dari 20 kali yang dijadwalkan. Jadwal kemo ke-5 yakni 18 April 2010 tidak dilaksanakan karena masalah biaya. Apalagi, setelah itu keluarga pergi ke Kalimantan dan baru pulang akhir September 2010 lalu.

Sementara itu, pihak keluarga mengaku pasrah atas kondisi yang menimpa Ratna. Namun demikian, mereka berharap agar Ratna bisa sembuh dan hidup normal. "Saya sedih melihat anak saya seperti ini," ungkap Indariyah (26) dengan mata berkaca-kaca.

Adapun benjolan di wajah balita kelahiran 1 April 2008 itu semakin membesar akibat digerogoti tumor ganas. Tak hanya itu, bocah malang itu bahkan tidak bisa lagi melihat, karena kedua matanya sudah tak berfungsi.

Selain mata kanannya yang diangkat melalui operasi, mata kirinya juga telah mengalami kebutaan dampak penyakit itu.

Meski terus digerogoti kanker ganas itu, masih bisa bermain. Bocah itu masih bisa bertingkah riang seolah masih sehat. Saat seorang wartawan memberikan biskuit, dia pun bisa mengucapkan terima kasih. "Tur nuwun om," ucapnya.

"Pertumbuhan dan motorik Ratna sebenarnya normal. Termasuk berbicara, berjalan dan menanggapi rangsang dari orang lain. Bahkan makannya pun masih normal," ujar bidan desa setempat.

( Supriyanto /CN13 )

Powered by Telkomsel Blackberry


Kompasiana.com Sampai Kiamat

Posted: 10 Oct 2010 07:19 AM PDT

Hari ini, Minggu 10 Oktober 2010 merupakan hari yang istimewa bagi siapapun untuk menandai sebagai hari yang akan terjadi lagi nanti pada 100 tahun kemudian  dalam bilangan 10 yang sama. Di PBNU , Jakarta sejumlah aktivis muda yang berkumpul menyatakan sikap oposisinya kepada pemerintahan SBY yang dianggap lamban bak keong racun. Mereka sepakat menyatakan presiden saat ini hanyalah sebagai pelaksana tugas (PLT) sampai terpilihnya presiden yang dapat mengemban amanah rakyat sesuai pembukaan UUD 1945.

Pada hari yang sama di Indonesia ada juga yang menyelenggarakan sebagai hari berjalan kaki sehat. Di Amerika Serikat tercatat 39.000 pasangan menikah pada hari ini, demikian juga di Inggeris tercatat 31.000 pasangan dan demikian China sebagai negara dengan penduduk fantastis mencatat puluhan ribu pasangan pengantin.

Di berbagai negara di belahan bumi ini memperingati hari ini sebagai hari istimewa yang sudah pasti tidak akan mudah ditemui lagi  oleh masing-masing individu yang hidup saat ini. Yang bayi dan balita lahir lewat persalinan normal maupun cesar juga akan menjadi bilangan langka pada seratus tahun ke depan untuk menjadi pelaku perayaan hari yang berkepala 10 10 dan tahun 2010 ini, mengingat usia rata-rata masyarakat dunia jauh di bawah itu.

Entahlah apakah usia situs kompasiana.com masih bisa bertahan hingga 100 tahun ke depan? Maunya, sih kalau bisa sampai kiamat situs ini masih eksis demi mencatat setiap perjalanan kehidupan manusia dan mahkluk lainnya di Indonesia dan negara lainnya.

0 Response to "Ketiadaan Biaya Halangi Ratna Lanjutkan Pengobatan-balita sehat ceria"

Posting Komentar