Gelar Lomba Balita Sehat | Berita Kota Online-balita sehat ceria

Gelar Lomba <b>Balita Sehat</b> | Berita Kota Online-balita sehat ceria


Gelar Lomba <b>Balita Sehat</b> | Berita Kota Online

Posted: 08 Dec 2010 07:03 AM PST

Gelar Lomba Balita Sehat thumbnail

Lamongan (beritakota.net) – Berlangsung di Pendopo Lokatantra Lamongan, Rabu (8/12), Tim Penggerak PKK (TPPKK) setempat menggelar lomba balita sehat dalam rangka Hari Kesatuan Gerak PKK ke-38. Lomba yang juga diadakan dalam rangka Hari Dharma Wanita Persatuan ke-11 itu diikuti 54 balita dari keluarga miskin (gakin).

"Sengaja peserta lomba balita sehat kali ini pesertanya dibatasi dari gakin. Ini untuk menunjukkan, bahwa meski dari gakin, tetap bisa perhatikan tumbuh kembang anak. Jangan sampai keterbatasan membuat orang tua tidak memperhatikan tumbuh kembang anaknya. Karena merekalah, aset bangsa yang akan menjadi masa depan dari negeri ini, " tutur Ketua TPPKK Lamongan Mahdumah Fadeli saat di Pendopo Lokatantra.

Dia berharap agar orang tua jangan hanya puas ketika sudah mampu membelikan anaknya mainan yang mahal atau bagus saja. "Ada hal yang lebih penting dari itu, yakni pendampingan serta bimbingan secara terus menerus dari orang tua, " tegasnya. Menurut isteri Bupati Lamongan ini, anak harus didampingi saat bermain sehingga tumbuh kembangnya akan optimal."Saya sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan dibentuk oleh keberhasilan pembangunan SDM yang berkualitas, " imbuh dia.

Lomba itu sendiri dibagi dalam dua kriteria lomba. Yakni untuk balita usia 3 hingga 4 tahun lomba yang diikuti adalah lempar bola, membuat garis lurus, menyebut nama gambar dan melaksanakan perintah. Sementara untuki usia 4 hingga 5 tahun lomba yang diikuti meliputi berdiri dengan satu kaki, membuat garis silang, mengenal warna dan memakai baju berkancing.

Bayi yang ikut lomba ini harus memnuhi sejumlah kriteria. Diantarnya pertumbuhan yang dilihat dari perbandingan berat badan dan tinggi badan. Kemudian kesehatan yang meliputi gigi, kulit dan kesehatan umum. Selanjutnya perkembangan yang sesuai dengan golongan umur. (*/arif/yan)

Dibaca: 30 kali

Penyakit Serang Warga

Posted: 07 Dec 2010 04:58 PM PST

Setidaknya hingga saat ini sebanyak 16 balita terserang diare dan dirawat di RSUD Dr Soewandhie.

SURABAYA - SURYA- Banjir bercampur lumpur dan sampah yang melanda Kota Surabaya serta merendam sebagaian besar permukiman, mengakibatkan warga terserang penyakit, terutama anak-anak di bawah lima tahun (balita).
Menurut keterangan perawat, membanjirnya pasien anak yang terserang diare itu, mulai Sabtu (4/12). Puncaknya terjadi Minggu (5/12) lalu. “Dalam catatan di buku kami, di tanggal-tanggal itu banyak anak dirawat karena diare. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan makanan dan kondisi lingkungan yang tidak sehat,” kata Lisa, perawat di ruang anak.

Selama bulan Desember, ruang anak di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu telah dibanjiri 18 anak yang terserang diare dan muntaber. Dari jumlah tersebut, 16 di antaranya baru dirawat sejak 4 Desember. Hingga Selasa kemarin, belasan anak yang terserang diare masih dirawat di Ruang Salak dan Duku. Artinya, rata-rata setiap hari mulai 4 Desember ada empat balita terserang diare. Jumlah ini lebih banyak dari bulan sebelumnya.

Pihak rumah sakit meyakini membanjirnya pasien diare dari usia anak itu karena rumah warga banyak yang kebanjiran. Tidak hanya sisa lumpur, tetapi sampah dan kotoran lainnya masuk ke rumah.

Biasanya, pascabanjir hingga merendam permukiman akan berdampak langsung pada kesehatan lingkungan. Kondisi akan diikuti penyakit seperti diare.

Direktur RSUD Dr Soewandhie dr Didik Riyadi mengakui banyaknya anak yang teserang diare itu dampak dari banjir. “Sudah menjadi tradisi. Begitu banjir, diare akan menyusul dan membeludak di rumah sakit kami. Ini sudah dirasakan. Sanitasi yang terganggu, banyak sampah, muncul kuman, dan lalat. Lalat inilah yang memperparah penyebaran diare tersebut,” katanya.

Sementara itu, para orangtua yang setia mendampingi anaknya yang terserang diare kian waswas. Tidak hanya kondisi anaknya yang setiap hari berak sampai enam kali lebih. Mereka juga cemas akan kondisi rumahnya yang terendam banjir.

“Malam Jumat rumah kebanjiran, Minggu anak saya mencret-mencret. Saya langsung bawa ke rumah sakit ini karena takut,” kata Mahfud (35), warga Wonokusumo Jaya Abadi, yang menunggui anaknya Mohammad Jazuli. Bocah satu tahun ini masuk rumah sakit pada hari Minggu kemarin.

Begitu juga dengan keluarga pasien Fikri Adinata (3), warga Bulak Bogorami. Bocah ini terus didampingi ibunya, Fifi (28). “Kebanjiran tahun ini lebih parah. Ketinggian air di rumah selutut. Anak saya langsung sakit diare setelahnya. Banyak sampah di kampung kami setelah banjir,” ucap Fifi yang memasukkan anaknya di rumah sakit, Senin (6/12) lalu.

Belasan pasien yang saat ini memadati ruang anak di rumah sakit tersebut berasal dari beberapa daerah yang mulai Jumat kemarin kebanjiran. Di antaranya, Sidotopo, Bulak Banteng, Pacarkembang, Gubeng, dan daerah di sekitar Semampir.

Menanggapi hal ini, Baktiono, Ketua Komisi D (Bidang Kesra) DPRD Kota Surabaya mendesak pemkot melakukan langkah antisipatif menyusul belum tuntasnya pembangunan proyek box cluvert.

“Proyek ini harus dituntaskan. Akibatnya banyak air kali dan selokan tertahan dan meluber. Namun, warga juga harus tanggap segera membersihkan selokan di kampungnya. Budaya hidup sehat harus,” pinta Baktiono.

Khusus untuk dampak banjir yang mengakibatkan banyak anak diare, peran Dinkes sangat dibutuhkan. Di daerah-daerah yang menjadi sentra terdampak harus lebih diperhatikan. “Memang ini belum dalam kondisi darurat. Namun, mengingat mulai banyaknya anak diare, Puskesmas harus buka 24 jam. Pelayanan kesehatan di Puskesmas lebih penting karena dekat dengan warga,” kata Baktiono.

Sayang, Dinkes belum bisa diminta konfirmasinya mengenai langkah dan tindakan kesehatan masyarakat yang rumahnya kebanjiran.nfai

Dibaca: 388 

0 Response to "Gelar Lomba Balita Sehat | Berita Kota Online-balita sehat ceria"

Posting Komentar