Si Kecil Diving atau Naik Gunung, Mengapa Tidak-balita sehat ceria

Si Kecil Diving atau Naik Gunung, Mengapa Tidak-balita sehat ceria


Si Kecil Diving atau Naik Gunung, Mengapa Tidak

Posted: 07 Apr 2012 04:55 AM PDT

KOMPAS.com – Pernah melihat anak-anak berpanjat tebing ataupun diving? Olahraga yang terkesan ekstrim dan biasa dilakukan oleh orang dewasa, sebenarnya bisa juga dilakukan si kecil. Apalagi jika anak Anda tipikal yang menyukai tantangan.

Hanya saja, patokan usia memang perlu diperhatikan. Pun keamanan dari operator penyedia jasa olahraga untuk anak-anak. Pengalaman orang tua juga dapat membantu si kecil mengenali olahraga ekstrim tersebut.

Paling mudah adalah biarkan si kecil mencoba-coba terlebih dahulu olahraga tersebut. Sehingga ia dapat mengenal tantangannya. Jika memang tertarik, maka dapat belajar lebih lanjut. Akhir pekan ini, Anda dapat membawa si kecil mencoba berbagai olahraga menantang. Berikut beberapa olahraga yang bisa Anda coba.

Diving. Aktivitas yang berhubungan air seperti berenang atau snorkling memang terdengar biasa dilakukan oleh anak-anak. Tetapi bagaimana kalau diving? Saat ini, sudah banyak operator diving yang menyediakan kelas diving untuk anak-anak.

Ada baiknya jika si kecil belum pernah mencoba menyelam, untuk mencoba kelas scuba yang bisa diikuti dalam satu atau dua hari, tergantung penyedia jasa pelatihan scuba. Mulai saja dengan scuba di kolam renang terlebih dahulu. Hal ini untuk mengenalkan si kecil pada aktivitas menyelam.

Sementara untuk kelas open water diving untuk mendapatkan lisensi menyelam, salah satu operator yang menyediakan kelas diving untuk anak-anak tersebut adalah Bubbles Dive Center di Jakarta. Jika si kecil tertarik untuk menyelami kedalaman laut, maka dapat mengambil paket "Junior Open Water Diver".

Nantinya, si kecil akan belajar menyelam sampai kedalaman maksimal 12 meter. Usia yang direkomendasikan untuk ikut kelas ini adalah minimal 10 tahun. Tentu saja si kecil harus sudah bisa berenang dan berbadan sehat. Tak masalah jika si kecil belum pernah menyelam sebelumnya.

Harga paket Rp 5.500.000 sudah termasuk lisensi menyelam. Dalam paket ini, si kecil akan mendapatkan tiga kali pertemuan dalam kelas, tiga kali pertemuan di kolam, dan menginap dua hari satu malam untuk menyelam di laut Kepulauan Seribu, Jakarta.

Rafting. Beberapa operator sudah menyediakan fasilitas rafting untuk anak-anak. Orang tua penggemar rafting atau arung jeram pun sudah banyak yang mengenali olah raga satu ini kepada anaknya sejak kecil.

Beberapa orang tua bahkan memiliki jaket pelampung yang khusus dijahit sesuai ukuran si anak. Jika tidak punya, tak masalah. Sebab operator rafting yang menyediakan paket rafting untuk anak-anak pasti memiliki peralatan khusus untuk ukuran si kecil, mulai dari helm pelindung sampai jaket pelampung.

Salah satunya adalah Arus Liar, operator arung jeram di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat. Arung jeram dengan mengarungi sungai yang deras dan berbatu memang terkesan berbahaya.

Tetapi jika Anda dan si kecil dapat mengikuti setiap instruktur rafting dan memakai peralatan rafting dengan baik serta benar, maka olah raga ekstrim ini pun dapat memberikan kesenangan. Hanya saja, Anda harus memperhatikan kondisi tubuh si kecil.

Peserta arung jeram harus dalam kondisi berbadan sehat. Untuk usia, setiap operator menerapkan kebijakan yang berbeda-beda tergantung kondisi sungai dan tingkat kesulitan pengarungan.

Di Arus Liar, anak-anak mulai dari usia 6 tahun bisa menjadi peserta arung jeram. Si kecil bisa memulai dengan mencoba paket ”Scenic Fun Raftung”atau arung jeram satu jam. Di paket ini, si kecil akan mencoba perjalanan arung jeram kelas II dan kelas III.

Karena unsur ”fun” atau menyenangkan yang menjadi penekanan, maka sepanjang perjalanan, si kecil dapat menikmati panorama hutan yang asri dan bertemu dengan aneka binatang seperti kadal dan burung. Harga paket Rp 185.000 per orang dengan jarak tempuh 5 kilometer.

Panjat Tebing. Si kecil senang memanjat pohon atau memang berani dengan ketinggian? Coba saja panjat tebing. Mulailah terlebih dahulu dengan belajar memanjat di papan atau dinding yang sudah dilengkapi dengan tonjolan pegangan untuk tangan dan kaki (wall climbing).

Barulah kemudian, bila si kecil sudah jago, bisa dilanjutkan dengan rock climbing atau panjat tebing di alam terbuka. Salah satu penyedia jasa pelatihan panjat tebing untuk anak-anak adalah Eco Ethno Center di Bandung.

Jika Anda tinggal di Bandung, si kecil bisa mengikuti kelas reguler yang diadakan setiap minggu. Sekedar ingin mencoba bisa saja, ada kelas free trial atau mencoba sekali secara gratis setiap Selasa di Sabuga.

Ada pula ”Paket Weekend” yang cocok untuk anak yang ingin berakhir pekan sambil mencoba panjat tebing. Paket ini berlangsung selama 3 hari. Pada hari pertama, si kecil akan belajar terlebih dahulu wall climbing. Kemudian, di hari kedua, si kecil akan menginap di alam terbuka dengan tenda.

Di hari kedua inilah, ia akan mencoba panjat tebing di kawasan Citatah, Jawa Barat. Paket akhir pekan ini diberi harga Rp 700.000 per anak sudah termasuk tenda, makan, dan transportasi. Hanya saja paket ini ditawarkan untuk rombongan minimal 15 anak. Bisa saja untuk rombongan dengan jumlah lebih kecil, namun tentu harganya lebih mahal.

Naik Gunung.
Kalau si kecil terbiasa ikut kegiatan Pramuka, mungkin aktivitas yang satu ini tidak asing. Lalu bagaimana jika si kecil masih balita? Tak masalah bila Anda ingin mengajak balita naik gunung.

Namun, ketahui terlebih dahulu riwayat kesehatan anak. Jika hal tersebut merupakan kegiatan pertama kali, tak perlu mengajaknya sampai menginap di tenda. Cukup ajak si kecil melakukan trekking di lereng gunung.

Barulah kemudian, grade bisa terus dinaikkan secara bertahap. Tentu tidak dalam satu perjalanan, tetapi dinaikkan di perjalanan berikutnya. Mengenai usia, tidak ada patokan pasti, yang terpenting Anda mengetahui riwayat kesehatan anak secara mendalam.

Untuk usia balita, Anda bisa membawa si kecil dengan Baby Backpack khusus untuk hiking. Harganya memang cukup mahal. Tetapi jika Anda ingin mengenalkan keindahan gunung kepada anak sejak usia dini, peralatan ini akan sangat membantu anak.

Tertarik mengajak si balita naik gunung? Pertama-tama, tak perlu ajak si bayi sampai ke puncak. Cukup lakukan trekking di lereng. Setelah sering mengajaknya, Anda bisa naikkan tingkat kesulitannya. Mungkin bagi Anda, hanya menggendong si kecil dengan Baby Backpack khusus hiking tak terkesan menantang bagi si kecil. Namun, ini bisa menjadi pengenalan awal untuk anak Anda. Setelah terbiasa, Anda bisa mengajaknya menginap di tenda.

Di sekitar Jakarta dan Jawa Barat, Anda bisa mengajaknya di Citalahab yang terletak di Sukabumi dan Gunung Bunder di Bogor. Keduanya masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Halimun. Bisa juga di Taman Nasional Gede Pangrango.

Siapa Bilang Balita Tak Boleh Wisata ke LN Ini Tipsnya...

Posted: 06 Apr 2012 07:25 PM PDT

KOMPAS.com – Keinginan pelesir ke luar negeri tak terbendung? Namun, Anda bingung karena masih memiliki anak yang berusia di bawah lima tahun. Siapa bilang berwisata ke luar negeri tak bisa tanpa mengajak si kecil.

Memang perlu persiapan yang lebih matang dan juga perencanaan yang lebih detail saat akan mengajak balita ke luar negeri. Paling utama adalah kenali dulu apakah anak Anda mampu diajak perjalanan yang jauh dan lama. Apakah kondisi kesehatan si kecil memungkinkan maupun kemampuan ia saat berinteraksi dengan lingkungan yang baru.

Berikut beberapa hal yan perlu Anda perhatikan saat merencanakan perjalanan ke luar negeri bersama si kecil. Hal lain yang perlu Anda kenali adalah kemampuan Anda sendiri sebagai orang tua, apakah Anda mampu mengasuh si kecil sendiri di lingkungan asing dalam waktu lama.

Kesehatan si balita
Konsultasikanlah ke dokter, apakah si kecil dalam kondisi fisik yan baik untuk bepergian jauh dan dalam waktu lama. Siapkan pula jika diperlukan vitamin untuk si kecil. Bawa pula obat-obatan pribadi maupun obat ringan seperti obat batuk, flu, demam, balsem untuk bayi, sampai obat anti mabuk untuk anak-anak.

Mau ke mana?
Orang tua pastinya memiliki keinginan tersendiri dalam memilih destinasi wisata. Namun tetap diskusikan kepada anak Anda mengenai tujuan wisata yang akan didatangi. Apalagi jika destinasi tersebut jaraknya cukup jauh, misalnya di Eropa atau Amerika.

Ambil peta dan tunjuklah negara yang akan didatangi. Jangan lupa untuk menunjuk pada peta di mana Indonesia berada. Sehingga si kecil dapat memperkirakan letak dan jauhnya negara. Tak semua anak kecil paham mengenai ukuran jarak, namun setidaknya hal ini dapat memberikan bayangan kepada si kecil.

Tak terlupa untuk memberikan informasi mengenai negara tersebut. Misalnya cuacanya yang dingin atau lebih panas. Juga orang-orang dengan bahasa yang berbeda. Hal ini terutama untuk anak-anak usia di atas 3 tahun yang sudah mengenali beberapa kosa kata.

Persiapan dokumen
Dahulu, anak-anak bisa ikut dalam paspor orang tua. Namun kini, bahkan bayi pun punya paspor sendiri. Persiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pembuatan paspor si kecil. Dokumen yang diperlukan sama dengan pembuatan paspor untuk dewasa. Hanya saja perlu tambahan surat permohonan orang tua.

Perlu diingat bahwa si kecil perlu ikut mengantre untuk proses foto paspor. Nah, untuk mengantisipasi agar si balita tak perlu lama mengantre, sebaiknya ada orang yang membantu mengantre dan barulah si kecil datang saat sudah mendekati nomor gilirannya.

Sementara itu, untuk proses visa, anak-anak pun perlu pengajuan visa. Ketahui persyaratan pengajuan visa di negara yang akan Anda datangi. Lagi-lagi proses mengantre akan menjadi sesi tersulit bagi si kecil. Apalagi banyak kedutaan asing di Indonesia yang tidak menyediakan tempat menunggu yang layak, bahkan untuk anak kecil sekalipun.

Transportasi yang dipilih
Jika Anda sudah memilih destinasi wisata yang diinginkan, maka Anda harus menentukan transportasi yang dipilih untuk mencapai negara tersebut. Naik kapal laut memang terkesan backpacker. Tetapi jika Anda harus melintasi negara, maka sebaiknya gunakan saja pesawat terbang.

Selain memakan waktu lebih pendek, pesawat terbang juga memberikan fasilitas yang lebih nyaman kepada si kecil. Perhitungkan pula untuk jarak dan lama tempuhnya, termasuk waktu transit. Ada baiknya Anda membayar lebih mahal untuk tiket penerbangan dengan waktu sependek mungkin.

Pikirkan pula transportasi yang akan Anda gunakan setiba Anda di negara tersebut. Apakah Anda akan menyewa mobil atau transportasi umum. Jika menyewa mobil, perhatikan apakah jasa penyewaan mobil juga menyediakan car seat untuk anak-anak.

Sedangkan untuk transportasi umum, di negara-negara maju memang transportasi umum sudah sangat nyaman dan ramah kepada anak-anak. Untuk usia di atas 3 tahun, ada baiknya Anda mengajaknya naik bus wisata dibanding bus umum.

Namun, jika harus memilih antara bus dengan kereta bawah tanah, maka pilihan sebaiknya ke bus. Sebab, bus masih memberikan pemandangan luar yang tak akan membuat si kecil bosan. Sementara kereta bawah tanah hanya membuat si kecil cepat bosan dan terkungkung.

Hotel ramah anak
Pilihlah hotel yang ramah kepada anak-anak, yaitu hotel yang memang biasa menerima tamu anak-anak. Anda bisa mengetahuinya dari fasilitas, apakah memiliki area bermain untuk anak-anak.

Namun, jika hotel dengan harga murah yang Anda pilih, kembali pastikan apakah anak-anak biasa menginap di hotel tersebut. Juga pilih hotel yang memang dekat dengan obyek wisata yang akan Anda datangi.

Obyek wisata dan jadwal perjalanan
Rancang perjalanan Anda sedetail mungkin. Mulai dari jam, ke obyek wisata mana, naik apa, sampai perkiraan waktu tempuh. Sementara itu, pilih tempat-tempat wisata yang memiliki arena bermain untuk anak-anak.

Masukkan juga taman dan theme park dalam daftar tempat yang akan Anda kunjungi. Museum boleh juga, sebab banyak museum di luar negeri yang interaktif dan cocok untuk anak-anak. Wisata belanja memang lebih cocok untuk orang tua, Anda bisa saja selipkan setelah menyambangi area bermain anak.

Bagaimana dengan wisata kuliner?
Memang seru untuk mencoba jajanan pinggir jalan. Namun jika membawa si kecil, ada baiknya Anda memilih restoran saja. Bukan sekedar karena memperhatikan kebersihan dan kenyamanan, namun juga menu yang ditawarkan.

Umumnya, balita hanya mau memakan makanan yang sudah ia kenal atau terbiasa. Anda bisa mencari restoran yang memang menyediakan menu untuk anak-anak. Tetapi banyak restoran yang mau membuatkan masakan tertentu sesuai pesanan tamu walau tidak ada di daftar tamu.

Mungkin Anda bisa pesan menu-menu sederhana yang biasa disukai anak-anak. Misalnya sosis goreng atau roti lapis dengan ham. Bisa juga spaghetti atau sup.

Jika si kecil bisanya makan nasi, maka Anda harus mencari restoran yang menyediakan nasi.  Di Asia, sangat mudah mencari nasi. Namun, cobalah cari tahu restoran yang memiliki menu nasi di Eropa atau Amerika. Paling mudah adalah mampir ke Pecinan.

Bawa kebutuhan si balita
Selain membawa obat-obatan yang biasa dipakai si kecil dari Indonesia, bawalah juga popok bayi. Memang di luar negeri ada beragam popok bayi, tetapi belum tentu cocok dengan anak Anda.

Begitu pula jika anak Anda minum susu formula. Jika masih ASI, maka mudahlah Anda. Namun, bila susu formula yang diminum si kecil, maka sebaiknya bawalah susu formula yang biasa diminum si kecil.

Selain barang-barang ini, juga bawa kebutuhan lainnya seperti baju sampai tisu basah. Perhatikan pula bawaannya Anda. Jangan terlalu banyak, terutama untuk pakaian. Cukuplah membawa koper dan tas ransel. Anda akan kesusahan jika harus menggendong si kecil sambil membawa terlalu banyak koper.

Kurangi bawaan Anda sendiri, misalnya cukup membawa beberapa potong pakaian. Jika kurang, maka Anda bisa membelinya di negara setempat, anggap saja nantinya bisa jadi kenang-kenangan saat pulang. Begitu pula dengan hair dryer dan perlengkapan lainnya yang bisa Anda peroleh di hotel tempat Anda menginap.

Jika sakit atau ngambek
Sebelum memulai perjalanan, Anda harus memikirkan kemungkinan terburuk jika si kecil sakit. Bila sakitnya sekadar demam atau flu, Anda bisa memberinya obat yang biasa ia minum. Tetapi bagaimana jika ia sakit lebih buruk?

Oleh karena itu, salah satu syarat pembuatan visa memang harus memiliki asuransi perjalanan. Namun pastikan Anda memilih asuransi terbaik untuk si kecil. Selain itu juga, pastikan Anda tidak terlalu membebani si kecil dengan daftar tempat wisata yang harus dikunjungi.

Jika si kecil lelah, maka beristirahatlah. Bila ia mengantuk, maka biarkan ia tidur. Jangan terlalu memaksakan harus terus berjalan atau mampir ke tempat wisata. Hal ini penting untuk menjaga staminanya. Jangan lupa cemilan-cemilan sehat seperti buah dan susu juga setiap saat diberikan kepada di kecil.

Selain itu, hal-hal tersebut juga perlu untuk menjaga mood si kecil. Anda tentu tak mau ia tiba-tiba menangis kencang karena ngambek di tengah keramaian orang. Bila hal ini terjadi, bawalah ia ke tempat yang lebih sepi dan jangan membentaknya. Biarkan saja ia menangis dan ia akan reda dengan sendirinya.

Lakukan perjalanan kecil terlebih dahulu
Apakah si kecil pernah melakukan perjalanan jauh sebelumnya? Atau, apakah anak Anda sudah pernah naik pesawat terbang sebelumnya? Jika belum pernah, maka sebaiknya ajak si kecil naik pesawat terbang terlebih dahulu. Pilih jarak pendek saja, seperti satu jam penerbangan. Sehingga ia bisa mengenali situasi di dalam pesawat terbang.

0 Response to "Si Kecil Diving atau Naik Gunung, Mengapa Tidak-balita sehat ceria"

Posting Komentar