Ibu Bijak, Prioritaskan Gizi dalam Keluarga-balita sehat ceria

Ibu Bijak, Prioritaskan Gizi dalam Keluarga-balita sehat ceria


Ibu Bijak, Prioritaskan Gizi dalam Keluarga

Posted: 04 Mar 2011 09:13 PM PST

IBU yang bijak pasti akan memilih asupan terbaik bagi dirinya sendiri, suami juga anak-anaknya. Apakah Moms termasuk salah satunya?
 
Perhatikan asupan nutrisi sejak kehamilan
 
Makanan bergizi adalah asupan wajib bagi wanita hamil. Ini semua agar janin yang dikandung bisa tumbuh dan lahir dengan sehat.
 
Faktanya, masalah gizi yang kerap ditemui pada wanita hamil adalah kekurangan zat besi sebagai penyebab utama anemia. Bahkan diperkirakan, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai lebih dari 50 persen.
 
Berdasarkan kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO), batas normal kadar Hb untuk wanita hamil adalah 11gr/dL. Kurang dari angka tersebut dikatakan menderita anemia.
 
Gejala anemia biasanya ditandai dengan menurunnya stamina fisik, seperti letih, lesu, lemah, malas beraktivitas, kurang nafsu makan. Sayangnya, gejala anemia tersebut sering diabaikan, tanpa disadari terjadi akumulasi penurunan Hb yang signifikan. Lama kelamaan, jantung berdebar-debar, wajah, kuku, kelopak mata pun tampak pucat. Bahkan, kalau anemia sudah sangat berat, bisa mengakibatkan penderita sesak napas bahkan lemah jantung. Anemia pada bumil ini tak boleh dipandang remeh, sebab bisa berakibat kematian dan berisiko bagi janin.
 
Selain itu, asupan folat juga harus diperhatikan baik, utamanya pada trimester pertama sebab pada masa itu pembentukan organ-organ tubuh janin sudah dimulai.
Asam folat berguna bagi bumil guna mencegah bayi lahir cacat, misalnya pada penderita anensefali (bayi lahir tanpa tempurung otak dan kepala). Terjadinya anensefali ini diakibatkan adanya defisiensi atau kekurangan asam folat selama kehamilan. Asam folat bisa didapat dari sereal, roti, gandum, kol, brokoli, bayam, dan tauge.
 
Berikan ASI dan MPASI terbaik untuk bayi
 
Setelah gizi pada kehamilan, tugas selanjutnya bagi Moms adalah memerhatikan gizi sang buah hati. ASI, tak diragukan lagi adalah nutrisi terbaik untuk bayi Anda selama 6 bulan pertama kehidupannya. Pada masa-masa memberikan ASI eksklusif, Moms perlu memerhatikan apakah bayi Anda cukup mendapat ASI. Tanda bahwa ASI itu cukup, menurut dr Tinuk Agung Meilany SpA adalah jika bayi bisa hidup dengan nyaman, bangun-tidur cukup, bisa minum dengan puas, dan bisa rata-rata menyusu dengan ibunya selama 30 – 60 menit. Selain itu, kecukupan ASI dapat juga dipantau dari data objektif penambahan berat badan si kecil tiap bulannya.
 
Ragam manfaat ASI berderet, saking banyaknya. Menurut dr Jeanne Roos Tikoalu SpA, setelah dilakukan penelitian di berbagai negara dan sudah terbukti bahwa setelah diberikan ASI eksklusif, angka kejadian bayi yang mengalami infeksi saluran pencernaan seperti diare dan saluran pernapasan menurun drastis.
 
Cerdas pilih MPASI
 
Begitu menginjak usia 6 bulan ke atas, asupan bayi sebaiknya ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jangan memberikan MPASI terlalu cepat, saat anak berusia 4 bulan, misalnya. Memberi makanan padat terlalu dini hanya akan memperbesar potensi bayi terkena alergi makanan. Apalagi pada bulan-bulan pertama, sistem pencernaan bayi belum berkembang secara sempurna. Jadi, makanan padat hanya akan menambah berat kerja sistem pencernaannya. Demikian diuangkapkan oleh dr Yulia Hernawati SpA dari RS Islam Jakarta.
 
Selain itu, pemberian MPASI pada bayi perlu dilakukan secermat mungkin dan diberikan secara bertahap. Pemberian MPASI tak hanya dipandang sebagai proses makan.
 
“Pemberian makanan padat kepada si kecil merupakan proses belajar mengenal rasa, mengunyah serta menelan makanan. Tentunya, harus diberikan secara bertahap,” sambungnya.
 
Penuhi kebutuhan  otak dan tulang si balita
 
Usia 0-5 tahun adalah masa-masa di mana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Itulah mengapa masa ini disebut sebagai “golden age” atau “golden years” (masa keemasan). Ketika si kecil sudah bisa berbicara, Moms mungkin sering kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritisnya. Atau, Moms terkesima dengan jawaban pendek tapi cerdas yang dilontarkannya. Hmm, menciptakan anak cerdas tak seperti membalikkan telapak tangan, butuh stimulasi dan disokong oleh gizi yang tepat.
 
“Otak adalah organ tubuh pertama yang menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi,” kata Bethany Thayer, ahli nutrisi dari American Dietetic Association (ADA).
 
Jadi, bila ingin si kecil bertambah cerdas, Moms bisa memilihkan makanan yang bagus untuk otak (brain food) untuk buah hati Anda. Dengan mengonsumsi makanan untuk otak, pertumbuhan dan perkembangan fisik si kecil juga akan menjadi lebih baik.
 
Ya, selain otak, fisik juga perlu diperhatikan. Cerdas dan sehat, suatu kombinasi yang pas! Masa balita adalah masa dimana si kecil sedang aktif-aktifnya bereksplorasi menjelajah “dunia”. Berjalan, berlari, melompat, atau memanjat adalah aktivitas yang disukai anak balita.
Itulah sebabnya, kebutuhan akan kalsium sangat penting untuk pemeliharaan tulang si balita. Kalsium dapat ditemukan pada sumber makanan hewani maupun nabati. Misalnya pada susu dan produk olahannya seperti keju, yoghurt, kelompok sayur (misalnya bayam, daun melinjo, brokoli, buncis, tempe, tahu, kacang kedelai), kelompok ikan dan makanan laut (misalnya teri, udang, salmon), aneka buah yang dijus, roti dan sereal. Ayo, maju terus gizi anak Indonesia!

(Mom& Kiddie//tty)

143 Kasus Gizi Buruk di Bogor

Posted: 04 Mar 2011 06:54 PM PST


"Jumlah yang ada merupakan jumlah kasus dari tahun-tahun sebelumnya, gabungan dari kasus lama dan baru. Ada yang sudah sembuh dan ada yang sedang dalam perawatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Tri Wahyuharini, saat dihubungi, Sabtu.

 "Faktor hulu adalah sumberdaya manusia yang masih rendah karena pendidikan minim, ekonomi lemah, sehingga berdampak pada perilaku hidup sehat yang kurang terjaga," kata Tri.

Sedangkan faktor hilirnya, ujarnya adalah dampak dari faktor hulu, yakni ibu hamil yang kurang memperhatikan asupan gizi kandungannya, tidak memeriksakan kehamilan dan kurang memperhatikan kehamilannya.

Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Kebupaten Bogor, lanjut Tri yakni menyisir kasus gizi buruk dengan melakukan bulan penimbangan balita.

"Kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya, dalam satu tahun sebanyak dua kali yakni bulan Februari dan Agustus. Setiap Puskesmas dan Posyandu, kita laksanakan kegiatan Bulan penimbangan balita. Tujuannya untuk menyisir kasus gizi buruk melalui data berat balita," katanya.
(*)

 

 
 

 



Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

0 Response to "Ibu Bijak, Prioritaskan Gizi dalam Keluarga-balita sehat ceria"

Posting Komentar