Bila Si Kecil Vegetarian « drvegan-balita sehat ceria

Bila Si Kecil Vegetarian « drvegan-balita sehat ceria


Bila Si Kecil Vegetarian « drvegan

Posted: 02 Aug 2010 04:40 PM PDT

JIKA anak Anda vegetarian penting sekali meyakinkan bahwa dia sebaiknya mengonsumsi makanan yang bervariasi, seimbang dan makanan yang sehat. Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda pakai untuk pedoman menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat :

* Untuk anak usia hingga setahun, Air susu Ibu atau susu kedelai formula yang difortifikasi merupakan sumber nutrisi utama yang wajib diberikan. * Jangan membatasi diet lemak untuk anak-anak usia di bawah 2 tahun.

* Anak-anak harus banyak minum susu atau minuman/makanan pengganti lain yang sudah difortifikasi dengan kalsium, protein, vitamin D dan riboflavin sehingga kebutuhan vitamin dan mineral terjamin.

* Berikan anak suplemen vitamin B12 jika tidak ada bahan makanan hewani yang bisa dikonsumsi.

* Pastikan anak Anda mendapatkan zat besi yang memadai dari banyak makanan seperti bayam, sereal, jus, atau kacang-kacangan.

Source : US National Library of Medical

Referensi :

http://kesehatan.kompas.com/read/2008/03/12/23363635/Bila.Si.Kecil.Vegetarian

Image

http://www.ekoprasetyo.com/wp-content/uploads/2008/08/balita-sehat-3.jpg

 

 

Pentingnya Pendidikan Seks pada Anak

Posted: 02 Aug 2010 07:34 PM PDT

PENDIDIKAN seks yang dianggap tabu justru memberikan dampak negatif pada anak-anak dan remaja. Sebaliknya, seks harus diajarkan kepada anak dan remaja dengan cara yang bijak.
 
Selama ini seks identik dengan orang dewasa saja. Remaja dan anak-anak seolah-olah tabu untuk mengetahui persoalan ini. Padahal tanpa pengetahuan seks yang memadai, para remaja justru terjebak pada perilaku coba-coba. Ujungnya hamil dalam usia remaja pun kerap terjadi.
 
”Saya nggak ada pendidikan khusus buat anak tentang pendidikan seks, kadang saya mikir biar mereka ngerti sendiri saja, karena kadang ada rasa malu dan canggung,” ucap Laura Tina, 36.

Walaupun semakin banyak kasus kejahatan yang berkaitan dengan kasus seksual, ibu dua orang anak ini mengaku pembahasan tentang seks diberikan olehnya jika anak bertanya saja.
 
Berbicara tentang seks, bukan melulu berbicara tentang hubungan seksual, melainkan lebih luas dan lebih penting daripada hal tersebut. Dikatakan psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B Hermawan Psi, bahwa sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seks dan menempatkan bahwa seks adalah sesuatu yang tidak penting.

”Bahkan, banyak orang tua yang tidak memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tahu dengan sendirinya,” ucap psikolog yang berpraktik di Kemang Timur 11 No 9 B ini.
 
Sani menjelaskan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi ”penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.

Itu sebabnya, pendidikan seks dapat dikatakan sebagai cikal bakal pendidikan kehidupan berkeluarga yang memiliki makna sangat penting. Para ahli psikologi menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya mulai dikenalkan dengan pendidikan seks yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.
 
”Informasi tentang seks bisa diberikan sejak anak sudah bisa melakukan komunikasi dua arah,” ungkapnya. Orang tua saat ini perlu dibekali pengetahuan mengenai seks, karena tidak jarang juga anak-anak yang bertanya akan masalah seks. Sani mengatakan, mencari informasi tentang seks ini, selain untuk menjawab pertanyaan anak, juga untuk mendidik anak sehingga dia mengetahui informasi yang tepat dan berguna.
 
”Kurangnya pembekalan tentang seks membuat anak menjadi bingung dan bisa mencari informasi yang salah, sebab didapat dari narasumber yang tidak layak. Hasil akhirnya tentu tidak sesuai dengan harapan dan manfaat,” papar Sani.
 
Tujuan pendidikan seks sesuai usia perkembangan pun berbedabeda. Seperti pada usia balita, tujuannya adalah untuk memperkenalkan organ seks yang dimiliki, seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya. Untuk usia sekolah mulai 6–10 tahun bertujuan memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.

Sedangkan usia menjelang remaja, pendidikan seks bertujuan untuk menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuh. Berbeda halnya dengan pendidikan remaja yang diberikan pada anak usia remaja, pendidikan seks berguna untuk memberi penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas), menanamkan moral dan prinsip ”say no” untuk seks pranikah serta membangun penerimaan terhadap diri sendiri.

Bahkan, pendidikan seks juga penting diberikan pada anak di usia pranikah untuk pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat. Dan usia setelah menikah, pendidikan seks penting diberikan untuk memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas dan berguna untuk melepas ketegangan.

”Bangun dialog seks di dalam keluarga,” saran Sani dalam acara Smart Parents Conference yang diadakan Frisian Flag Indonesia di JCC Jakarta, baru-baru ini.
 
Sani mengatakan sesungguhnya orang tua tidak perlu ragu lagi akan pentingnya pendidikan seks sejak dini. Hilangkan rasa canggung yang ada dan mulailah membangun kepekaan akan kebutuhan pendidikan seks pada anak. Apabila tidak dimulai sejak dini maka akan lebih membahayakan apabila anak beranjak remaja. Para remaja bisa mencari informasi yang berhubungan dengan seks melalui berbagai sumber seperti buku, majalah, film, internet dengan mudah.
 
”Padahal, informasi yang didapat belum tentu benar dan bahkan mungkin bisa menjerumuskan atau menyesatkan,” ungkapnya. Oleh sebab itu, orang tua disarankan agar mulai membiasakan berdialog dengan anak, dan anak juga dapat menggunakan orang tua sebagai narasumber yang tepercaya.
(Koran SI/Koran SI/tty)

0 Response to "Bila Si Kecil Vegetarian « drvegan-balita sehat ceria"

Posting Komentar