Jangan Buru-buru Ingin Langsing Setelah Melahirkan « Keluarga ...-balita sehat ceria

Jangan Buru-buru Ingin Langsing Setelah Melahirkan « Keluarga <b>...</b>-balita sehat ceria


Jangan Buru-buru Ingin Langsing Setelah Melahirkan « Keluarga <b>...</b>

Posted: 01 Feb 2011 06:26 PM PST


sumber : http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2011/02/02/ArticleHtmls/02_02_2011_145_002.sh\
tml?Mode=1

*Tuntutan untuk segera langsing setelah cuti mela hirkan bisa membahaya
kan kesehatan bayi.*

Saat kembali bekerja setelah cuti melahirkan, sering kali ibu merasa
terbebani un tuk kembali tampil lang sing seperti sebelum hamil.
Dalam polling bertajuk “Baby Blues”di Inggris, yang melibatkan 3.000
ibu, 25 persen mengatakan mereka seperti dituntut agar berlomba dengan
ibu lain–termasuk para selebritas–untuk segera langsing kembali
pasca-melahirkan.

Lebih dari dua pertiga dari mereka merasa tubuhnya mengendur, gemuk, dan
tidak menarik selama beberapa bulan pasca-melahirkan.
Enam dari sepuluh ibu merasa tidak percaya diri akibat pakaian lama
mereka tidak muat lagi.

“Para ibu punya rangkaian tanggung jawab berbeda pasca-melahirkan dengan
sang bayi menjadi pusatnya,” kata Claire Burns, Managing Director A
Beautiful Mummy, penyedia busana ibu hamil dan menyusui.

Kelelahan akibat mengurus bayi, seperti kurang tidur untuk menyusui pada
malam hari, membuat tak mudah bagi para ibu untuk langsung tampil seksi
dan modis setelah melahirkan.”Tubuh perempuan jadi terlalu kecil untuk
pakaian hamil, tapi terlalu besar untuk wanita normal,”kata Burns.

Ingin langsing tentu saja tak salah.Tapi akan jadi ma l salah jika
melakukannya dengan mengurangi asupan makanan secara drastis atau
menggunakan obat-obat pelangsing. Sebab, akan mengurangi asupan gizi
bagi bayi dan bisa berbahaya bagi kesehatan bayi.

Para ahli gizi mengingatkan, para ibu menyusui sebaiknya bisa menjaga
berat badan ideal agar tidak terlalu gemuk tapi juga tak terlalu
kurus.”Idealnya saat hamil para berat badan ibu meningkat sekitar 14-15
kilogram,”kata Prof Dr Hardinsyah, MS, PhD, ahli gizi dan epidemiologi
dari Institut Pertanian Bogor, saat peluncuran buku Sehat dan Bugar
Berkat Gizi Seimbang terbitan Yayasan Institut Danone, di Jakarta pekan
lalu. Sepertiganya adalah janin dan dua pertiga adalah komponen lain,
seperti air ketuban,lemak,dan cadangan gizi untuk persiapan menyusui.

“Jadi jangan buru-buru ingin langsing. Sebab, kelebihan berat badan ini
memang diperuntukkan bagi bayi saat menyusu,”kata Har dinsyah. ASI,
apalagi kolostrum, yang pertama kali keluar adalah makanan utama bagi
bayi untuk sehat. Tapi ternyata menyusui bu kan hanya baik untuk bayi,
tapi ju ga untuk ibu.

Saat bayi menyusu akan merang sang keluarnya hormon oksitosin yang
memicu pengeluaran ASI dan merangsang kontraksi uterus hing ga
mempercepat penghentian pen darahan pasca-persalinan dan mempercepat
pemulihan uterus ke ukuran semula. Memberikan ASI eksklusif juga bisa
membakar 600 kalori per hari, yang setara dengan senam aerobik selama
dua jam.

Anggapan bahwa kekurangan gizi pada ibu akan mengurangi produksi ASI
hanyalah mitos. Na mun, jika ibu terlalu berpantang makan, meski
produksi ASI akan tetap, komponen gizinya akan ti dak mencukupi. Berat
badan ideal tetap bisa dicapai dengan asupan gizi ibu yang seimbang,
dengan beraktivitas fisik dan konsumsi air yang cukup.

Tanpa harus membatas-batasi diri agar kembali tampil langsing setelah
melahirkan, sebenarnya ra ta-rata ibu sudah mengalami per soalan
kesehatan saat mulai hamil.

“Berdasarkan penelitian, saat ha mil, diketahui 67 persen meng alami
morning sickness. Hanya se pertiga yang diakibatkan oleh per ubahan
hormonal. Dua pertiganya akibat kekurangan gizi tertentu,” kata
Hardinsyah. Belum lagi di In donesia, tercatat 50 persen ibu ha mil
mengalami anemia atau keku rangan zat besi.” Jika kondisi kesehatan ibu
hamil sudah bermasalah seperti ini, lalu saat menyusui juga terburu-buru
ingin langsing dengan cara yang tidak tepat, para ahli gizi khawatir
masalah kesehatan di Indonesia tidak akan membaik.”Kita ini mengalami
beban ganda masalah gizi, di satu sisi mengalami kekurangan sekaligus
kelebihan gizi,” kata Prof Soekirman, SKM, MPS-ID, PhD, ahli gizi dan
pengajar di IPB.

Menurut Soekirman, untuk memutus rantai masalah gizi di Indonesia, bisa
diatasi dengan memperbaiki status gizi tiga kelompok masyarakat, yang
disebutnya sebagai Window Opportunity. “Mereka adalah anak-anak hingga
usia 2 tahun, para remaja putri, ibu hamil, termasuk juga ibu yang
menyusui,” kata Soekirman. BERBAGAI SUMBER | UTAMI

0 Response to "Jangan Buru-buru Ingin Langsing Setelah Melahirkan « Keluarga ...-balita sehat ceria"

Posting Komentar