Mahasiswa Kedokteran UKI Gelar KLM di Kukar : viva borneo. Cepat ...-balita sehat ceria

Mahasiswa Kedokteran UKI Gelar KLM di Kukar : viva borneo. Cepat <b>...</b>-balita sehat ceria


Mahasiswa Kedokteran UKI Gelar KLM di Kukar : viva borneo. Cepat <b>...</b>

Posted: 22 Jul 2010 02:50 AM PDT

Selama di Kukar mereka akan mengadakan beberapa kegiatan diantaranya ceramah ilmiah populer, pelatihan dan simulasi kepada ibu balita, kader dan petugas posyandu, lansia, serta lomba balita sehat. Demikian dikatakan ketua panitia ...

HIV & Anak

Posted: 22 Jul 2010 06:18 AM PDT

Saat ini, sebagian besar anak yang terinfeksi HIV di negara berkembang didiagnosis berdasarkan gejala penyakit terkait HIV, diikuti oleh tes HIV-positif. Mendiagnosis HIV pada anak hampir pasti berarti bahwa ibunya dan mungkin pasangan ibu juga terinfeksi HIV. Jadi keluarga membutuhkan banyak dukungan setelah diagnosis HIV pada anaknya. Lagi pula, sebelum anak dites HIV, sedikitnya ibunya harus diberi konseling prates dan memberi persetujuan.

Bagaimana kita tahu anak terinfeksi HIV?
Seperti dengan orang dewasa, ada beberapa tanda dan gejala yang seharusnya menimbulkan kecurigaan bahwa anak terinfeksi HIV. Ini termasuk: berat bada menurun, atau gagal tumbuh; diare lebih dari 14 hari; demam lebih dari satu bulan; infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang parah atau menetap; batuk kronis; dan infeksi oportunistik sama yang dialami oleh orang dewasa.

Tes HIV umum akan menunjukkan hasil positif selama beberapa bulan jika ibunya terinfeksi HIV, walaupun anak mungkin tidak terinfeksi. Jadi, jika hasil tes anak adalah positif, ini bukti bahwa ibunya HIV, dan karena itu, penting ibu diberi konseling sebelum anaknya dites.

Penelitian terhadap anak bagaimana?
Sebetulnya, hanya ada sedikit penelitian mengenai HIV pada anak. Jadi sebagian besar usulan dan pedoman tentang penatalaksanaan HIV pada anak berdasarkan penelitian pada orang dewasa.

Perkembangan penyakit HIV pada anak?
Sebagian kecil anak yang terinfeksi agak dini pada kehamilan akan mengembangkan tanda dan gejala penyakit pada usia 1-2 tahun; anak ini dianggap sebagai “pelanjut cepat”. Anak tersebut akan melaju ke masa AIDS secara sangat cepat, dan jumlah CD4 akan cepat merosot menjadi di bawah 100 sebelum usia dua tahun. Gejala dapat mencakup gagal tumbuh, ensefalopati, dan/atau infeksi oportunistik umum.

Sebagian besar anak dengan HIV, yang terinfeksi waktu melahirkan atau melalui menyusui, berlanjut secara menengah. Anak tersebut cenderung mengembangkan bukti kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh pada usia 7-8 tahun. Kehilangan sel CD4 akan berlanjut berangsur-angsur. Gejala dapat mencakup limfadenopati dan penyakit masa kanak-kanak yang kambuhan, dengan fungsi kekebalan tubuh tidak rusak berat. Kelompok ini, yang disebut “pelanjut pelan”, mempunyai harapan hidup lebih baik.

Sekelompok kecil anak dengan HIV akan tetap sehat dengan sedikit atau tiada gejala penyakit HIV, dan jumlah CD4 yang normal atau sedikit ditekan sampai dengan usia sembilan tahun.

Pelanjut cepat terdiri dari kurang-lebih 20 persen anak dengan HIV; pelanjut pelan 60 persen, dan non-pelanjut adalah 20 persen. Semua angka ini dikumpulkan sebelum ada terapi antiretroviral dan pengobatan dini untuk bayi dengan HIV. Belum diketahui jika diagnosis dan pengobatan dini akan mengubah perkembangan ini, dan mempengaruhi persentase ini.

Pengobatan untuk anak?
Akhir-akhir ini, pengalaman dengan mengobati anak dengan HIV terus berkembang, baik untuk mencegah atau mengobati infeksi oportunistik, maupun ART. Dengan pengobatan tersebut, ada harapan bahwa anak tersebut bisa tahan hidup lama, seperti orang dewasa yang diberi terapi itu. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pengobatan untuk anak dengan HIV.

Imunisasi untuk anak dengan HIV?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa manfaat dari imunisasi pada anak dengan HIV lebih besar dibandingkan kerugian akibat efek samping dari vaksin, walaupun ada gejala penyakit HIV. Satu-satunya vaksin yang berisiko adalah BCG untuk TB, jika diberi pada anak dengan gejala penyakit HIV.

Kesimpulan :
Bayi dan balita dapat tertular HIV selama kehamilan, waktu melahirkan dan melalui menyusui, jika ibunya terinfeksi HIV. Jika tertular pada awal kehamilan, kemungkinan anak akan melanjut cepat ke AIDS, dan akan meninggal dalam dua tahun pertama kehidupannya, bila tidak diberi ART. Namun pada sebagian besar anak dengan HIV, perkembangan penyakit akan lebih pelan, dan ada harapan mereka dapat tahan hidup tanpa ART selama 8-9 tahun atau lebih.

Diagnosis infeksi HIV pada anak hampir selalu menunjukkan bahwa ibunya dan sering kali ayahnya juga terinfeksi. Jadi masalah kerahasiaan dan dukungan untuk keluarga tetap sangat penting.

HIV pada anak dapat diobati seperti dengan orang dewasa.

Anak dengan HIV sebaiknya diimunisasikan sama seperti anak lain. Hanya anak dengan gejala penyakit HIV tidak boleh diberi vaksin BCG.

Anak yang HIV-positif sebaiknya diawasi oleh dokter spesialis anak dengan pengalaman menatalaksanakan HIV.

Sahabat Directtest, ingat yah.. kita sebagai perempuan hendaknya sama2 aware akan hal ini karena seperti info diatas, “sebagian besar anak di bawah usia 10 tahun yang terinfeksi HIV tertular oleh ibunya. Penularan dapat terjadi dalam kandungan, waktu melahirkan atau melalui menyusui.” Kebayang gak sih.. kalau kita harus memberikan kesalahan yang kita perbuat kepada si janin?


0 Response to "Mahasiswa Kedokteran UKI Gelar KLM di Kukar : viva borneo. Cepat ...-balita sehat ceria"

Posting Komentar